B A P E R
Bawa Perasaan
atau biasa anak hits menyebutnya Bawa Perasaan, merupakan sikap yang melibatkan
perasaan, pikiran, tindakan maupun nilai dan norma dalam menemui, memperoleh,
dan memecahkan suatu masalah. Hal ini memang sudah sering dilakukan oleh para
orang tua, remaja sampai anak kecilpun. Baper tidak hanya berlangsung pada
urusan cinta, melainkan ia juga bisa menembus masalah keluarga ataupun
persahabatan.
Judul ‘Baper’
sebenarnya bukanlah sebuah judul cerpen dalam tulisan ini. Berbicara tentang Baper,
semua umat manusia tentu sering merasakanya setiap saat, dimanapun, kapanpun.
Termasuk saya. Saya disini ingin sedikit bercerita tentang bagaimana
serbasalahnya memelihara Baper berdasarkan pengalaman saya.
Semua hal
entah kejahatan sekalipun, pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif. Begitu
pula dengan sikap Baper. Misalnya ada seseorang bernama Anggi. Anggi memiliki
kekasih bernama Angga, mereka berdua
memiliki hubungan special. Suatu saat ada masalah diantara mereka berdua. Gosip
mengatakan bahwa Angga memiliki selingkuhan. Ketika Anggi menyikapinya dengan
Baper tentu ada rasa sakit dihati Anggi yang akan berdampak pada kelanjutan
hubungan, tetapi akan lebih jelas kebenaranya dan arah hubungan itu. Jika Anggi
menyikapinya tidak perduli dengan kata orang lain dan tidak baper, tentu
hubungan antara Anggi dan Angga akan berjalan mulus karena adanya perasaan
saling percaya satu sama lain, tetapi jika memang pada kenyataanya gosip itu
benar, tindak perselingkuhan akan merajalela.
Baper yang
terjadi dalam organisasi malah lebih greget daripada pacar. Sebut saja namanya
Ranty. Ranty merupakan seorang ketua panitia kegiatan sosialisasi bahaya
pergaulan remaja. Sedangkan sosialisasi itu dilaksanakan sehari setelah
dilaksanakanya kegiatan classmeeting. Sebagai ketua panitia yang bertanggung
jawab tentu ia akan mengkoordinir panitia lainya untuk segera mengerjakan
segala perlengkapan yang diperlukan dalam hal itu. Apakah tanggapan dari
panitia lainya? Mereka merasakan lelah yang berkelanjutan karena kegiatan besar
tersebut sehingga meninta Ranty untuk sedikit tidak memberi deadline lagi.
Panitia yang lain merasa bahwa kegiatan Sosialisasi tidaklah kegiatan yang
memerlukan kerja ekstra karena perlengkapan yang diperlukan juga sedikit dan
tentunya tidak akan menghambat kegiatan Sosialisasi tersebut. Tetapi Ranty
berfikir bahwa bukanya lebih cepat lebih baik? Dan tentunya akan membuat
ketenangan bagi semua panitia kegiatan? Sudah terlihat bukan ketidak sesuaian
cara dari masing masing pihak. Disinilah Ranty mulai Baper. Jika Ranty bersikap
tidak baper lalu menuruti apa kata panitia lainya yang berfikiran santai tetapi
toh akan jadi, tentu pekerjaan tidak akan selesai dan Ranty merupakan ketua
panitia yang kurang tegas karena tidak bisa membuat keputusan yang baik. Tetapi
jika ia baper, ia akan menasehati, menggerek-gerek teman sepanitia kegiatan
untuk segera menyelesaikan pekerjaanya yang tentu akan terjadi ketenangan dalam
kepanitian itu juga lebih terjamin kelancaran dari kegiatan tersebut. Dan disitu
ada keegoisan dari Ranty karena tidak memperhatikan temanya yang sedang
kelelahan.
Satu lagi
kasus Baper dalam persahabatan. Katakan saja namanya Diaz. Diaz memiliki 6
orang sahabat, antara lain Dini, Dina, Dinu, Dora, Dira. Diaz juga memiliki
masalah yang cukup banyak. Kebetulan ada Dini yang ingin main dengan Dina. Kemudian
Diaz mengajak Dinu karena memang Dinu sedang punya masalah banyak. Diaz dan
Dinu sengaja tidak mengajak Dora dan Dira karena masalah kendaraan juga. Tapi
ternyata Dora dan Dira marah akibat itu. Jika Diaz baper, Diaz akan menjadi
lebih stress karena masalahnya tidak hanya itu. Dan jika Diaz biasa saja,
persahabatanya akan hancur.
Sekiranya 3
contoh saja sudah cukup diceritakan pada tulisan ini. Kesimpulanya: apapun itu
yang tidak sesuai dengan keinginan dan tentunya membuat serba salah adalah
masalah. semua masalah ada solusi. Semua solusi ada efek sampingnya. Baper atau
tidak baper hanya sebuah pilihan karena sekali lagi “Hidup adalah Pilihan”.
Tidak ada pilihan yang menjerumuskan tetapi pilihan tentu ada lubang
penjerumus, tergantung kita mau nggak hati hati melewati pilihan itu. Baper
yang berkepanjangan Bawa perasaan itu memang penting, karena yang hanya
memainkan logika itu hewan yang memang tidak punya hati untuk berperasa. Tetapi
lihat-lihat. Baper ke arah yang negatif seperti berburuk sangka ataupun yang
menyebabkan perpecahan itu tidak baik. Ayok bawa perasaan positif diri kita dulu
lalu boleh deh bawa perasaan positif ke orang lain. Dan mari kita bersama sama
membuat Baper (bawa perasaan) yang justru membuat Baper (Bawa perubahan) yang
tentunya positif..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar