Viewers

Kamis, 24 September 2015

BAPER menurut Mia Arfiana



B A P E R
Bawa Perasaan atau biasa anak hits menyebutnya Bawa Perasaan, merupakan sikap yang melibatkan perasaan, pikiran, tindakan maupun nilai dan norma dalam menemui, memperoleh, dan memecahkan suatu masalah. Hal ini memang sudah sering dilakukan oleh para orang tua, remaja sampai anak kecilpun. Baper tidak hanya berlangsung pada urusan cinta, melainkan ia juga bisa menembus masalah keluarga ataupun persahabatan.
Judul ‘Baper’ sebenarnya bukanlah sebuah judul cerpen dalam tulisan ini. Berbicara tentang Baper, semua umat manusia tentu sering merasakanya setiap saat, dimanapun, kapanpun. Termasuk saya. Saya disini ingin sedikit bercerita tentang bagaimana serbasalahnya memelihara Baper berdasarkan pengalaman saya.
Semua hal entah kejahatan sekalipun, pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif. Begitu pula dengan sikap Baper. Misalnya ada seseorang bernama Anggi. Anggi memiliki kekasih bernama Angga,  mereka berdua memiliki hubungan special. Suatu saat ada masalah diantara mereka berdua. Gosip mengatakan bahwa Angga memiliki selingkuhan. Ketika Anggi menyikapinya dengan Baper tentu ada rasa sakit dihati Anggi yang akan berdampak pada kelanjutan hubungan, tetapi akan lebih jelas kebenaranya dan arah hubungan itu. Jika Anggi menyikapinya tidak perduli dengan kata orang lain dan tidak baper, tentu hubungan antara Anggi dan Angga akan berjalan mulus karena adanya perasaan saling percaya satu sama lain, tetapi jika memang pada kenyataanya gosip itu benar, tindak perselingkuhan akan merajalela.
Baper yang terjadi dalam organisasi malah lebih greget daripada pacar. Sebut saja namanya Ranty. Ranty merupakan seorang ketua panitia kegiatan sosialisasi bahaya pergaulan remaja. Sedangkan sosialisasi itu dilaksanakan sehari setelah dilaksanakanya kegiatan classmeeting. Sebagai ketua panitia yang bertanggung jawab tentu ia akan mengkoordinir panitia lainya untuk segera mengerjakan segala perlengkapan yang diperlukan dalam hal itu. Apakah tanggapan dari panitia lainya? Mereka merasakan lelah yang berkelanjutan karena kegiatan besar tersebut sehingga meninta Ranty untuk sedikit tidak memberi deadline lagi. Panitia yang lain merasa bahwa kegiatan Sosialisasi tidaklah kegiatan yang memerlukan kerja ekstra karena perlengkapan yang diperlukan juga sedikit dan tentunya tidak akan menghambat kegiatan Sosialisasi tersebut. Tetapi Ranty berfikir bahwa bukanya lebih cepat lebih baik? Dan tentunya akan membuat ketenangan bagi semua panitia kegiatan? Sudah terlihat bukan ketidak sesuaian cara dari masing masing pihak. Disinilah Ranty mulai Baper. Jika Ranty bersikap tidak baper lalu menuruti apa kata panitia lainya yang berfikiran santai tetapi toh akan jadi, tentu pekerjaan tidak akan selesai dan Ranty merupakan ketua panitia yang kurang tegas karena tidak bisa membuat keputusan yang baik. Tetapi jika ia baper, ia akan menasehati, menggerek-gerek teman sepanitia kegiatan untuk segera menyelesaikan pekerjaanya yang tentu akan terjadi ketenangan dalam kepanitian itu juga lebih terjamin kelancaran dari kegiatan tersebut. Dan disitu ada keegoisan dari Ranty karena tidak memperhatikan temanya yang sedang kelelahan.
Satu lagi kasus Baper dalam persahabatan. Katakan saja namanya Diaz. Diaz memiliki 6 orang sahabat, antara lain Dini, Dina, Dinu, Dora, Dira. Diaz juga memiliki masalah yang cukup banyak. Kebetulan ada Dini yang ingin main dengan Dina. Kemudian Diaz mengajak Dinu karena memang Dinu sedang punya masalah banyak. Diaz dan Dinu sengaja tidak mengajak Dora dan Dira karena masalah kendaraan juga. Tapi ternyata Dora dan Dira marah akibat itu. Jika Diaz baper, Diaz akan menjadi lebih stress karena masalahnya tidak hanya itu. Dan jika Diaz biasa saja, persahabatanya akan hancur.
Sekiranya 3 contoh saja sudah cukup diceritakan pada tulisan ini. Kesimpulanya: apapun itu yang tidak sesuai dengan keinginan dan tentunya membuat serba salah adalah masalah. semua masalah ada solusi. Semua solusi ada efek sampingnya. Baper atau tidak baper hanya sebuah pilihan karena sekali lagi “Hidup adalah Pilihan”. Tidak ada pilihan yang menjerumuskan tetapi pilihan tentu ada lubang penjerumus, tergantung kita mau nggak hati hati melewati pilihan itu. Baper yang berkepanjangan Bawa perasaan itu memang penting, karena yang hanya memainkan logika itu hewan yang memang tidak punya hati untuk berperasa. Tetapi lihat-lihat. Baper ke arah yang negatif seperti berburuk sangka ataupun yang menyebabkan perpecahan itu tidak baik. Ayok bawa perasaan positif diri kita dulu lalu boleh deh bawa perasaan positif ke orang lain. Dan mari kita bersama sama membuat Baper (bawa perasaan) yang justru membuat Baper (Bawa perubahan) yang tentunya positif..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar