BROKEN HOME
Oleh Mia Arfiana
Semenjak
ibunya meninggal dan ayahnya stroke, perusahaan ditanggung oleh anak pertamanya
yaitu Hesty. Setiap hari Hesty dikurung kesibukan, sampai tak memperdulikan
adiknya. Pada suatu hari libur, tak heran Hesty tetap sibuk walau di rumah.
Tora : (mendekati Hesty) “Kak, lihat
ulangan Bahasa Indonesiaku dapat 100!”
Hesty : “Bagus kalau begitu.” (tetap
konsentrasi pada pekerjaanya.)
Tora : (Tersenyum). “Kak ajarkan aku
rumus pytagoras dong!”
Hesty : (Menatap Tora) “Kamu tidak
melihat kakak sedang sibuk?” (kembali fokus)
Tora : (kecewa lalu pergi ke
kamarnya)
Farah : (Menghampiri Tora dikamarnya)
“Yang sabar Tora! Sini kakak ajarkan”
Tora : (Menyerahkan buku matematika
kepada Farah) “Ini Kak.”
Dengan sabar Farah mengajarkan rumus
phytagoras kepada Tora. Meskipun Tora sudah paham dengan rumus tersebut, Tora
masih merasa kecewa dengan kakaknya, Hesty. Namun, Hesty tetap tidak peduli
dengan adiknya. Ketika Hesty masih tetap fokus terhadap pekerjaanya, tiba-tiba
Yosi lewat di depanya.
Hesty : “Yosi! Darimana saja kamu?”
(Berdiri)
Yosi : “Judi lah! Kakak ini seperti
baru kenal saya saja.”
Hesty : (Menampar Yosi) “Kamu ini,
kerjaanya Judi, judi, judi dan judi! Apa kamu tidak kasihan ayah!
Terbaring sendiri tak ada yang menemani di kamar. Sedangkan kamu
hanya bisa menghabiskan uang!”
Yosi : “Aku mau judi, mau makan, mau
tidur , apa kakak peduli?” (Membentak lalu pergi)
Hesty : “Yosi, berani ya kamu sama
kakak!” (duduk)
Farah : (Menghampiri Hesty ) “Mungkin
ini waktunya Kakak untuk berhenti.” (Pergi)
Hesty : “Apa maksudmu?”
Keesokan
harinya, tak biasanya Hesty istirahat di rumah.
Hesty : (Masuk ke rumahya)
“Assalamualaikum! Dika! Ayah. Hesty pulang!”
Farah : (Membaca buku cerita untuk Dika
dan Ayahnya)
Hesty : (Masuk ke kamar Ayahnya)
“Farah? Kenapa kamu disini? Bukanya..”
Farah : “Ayah dan Dika sudah minum
obat!” (Melanjutkan bacaanya)
Hesty : “Syukurlah. Ya sudah Kakak mau
berangkat lagi. Jaga Ayah dan Dika!” (Pergi)
Ketika kesibukan Hesty di kantor
selesai. Seperti biasa Hesty pulang malam. Dia melepas lelahnya di kursi ruang
keluarganya. Istirahatya terganggu karena ada suara berisik seperti orang
mabok.
Gladys : (Mabok) “Bunda mati, Ayah stroke!
Aku disini sendiri tiada yang menemani.”
Hesty : (Menghampiri Gladys) “Gladys!
Apa-apa’an kamu?”
Gladys : (Mabok) Kakak punya mata kan?
Hahaha.”
Hesty : “Apa? Mabok?” (Menjambak rambut
Gladys) “Heh siapa yang mengajarimu mabok hah?”
Gladys : “Suka-suka gue dong, masalah buat
lo?” (Mabok)
Dika : (Tiba-tiba datang membawa
majalah) “Ini majalah nih.”
Hesty : “Dika, kok belum tidur?”
Dika : “Belum ngantuk.”
Hesty : “Heh, kamu!” (Menunjuk Gladys.)
“Awas kalau kamu mabok lagi!”
“Ayo, Dika” (Mengantarkan Dika ke kamarnya.)
Pagi-pagi
sekali, Hesty bersiap untuk meeting ke luar kota. Tak lupa Hesty izin ketika
sarapan.
Hesty : “Ayah, adik-adiku, Kakak mau
meeting ke Paris, kalian baik-baik ya.”
Farah : (Sejenak meninum minumanya.)
“Sampai kapan kakak disana?”
Hesty : “Hanya sehari. Farah jag adikmu
baik-baik ya.”
Farah : (Menggangguk.)
Hesty : “Loh, Yosi mana?” (Sejenak
meminum susu.)
Gladys : “Kak Yosi terlantar.”
Hesty : “Apa maksudmu Gladys?”
Gladys : “Dia judi lagi.” (Melanjutkan
sarapanya.)
Tora : “Judi itu apa Kak?”
Farah : “Tora, lanjutkan makanmu.”
Hesty : “Kurangajar! Anak ini! Farah,
jika Yosi sudah pulang kurung dia di gudang.”
Farah : (Mengangguk)
Hari ditinggal Hesty, keluarga
berantakan menjadi tambah berantakan. Di siang hari Gladys kembali mabok. Dan
ia melihat ayahnya sedang beristirahat.
Gladys : (Mabok) “Hallo Ayah? Sedang galau
ya. Ini aku bawakan something (Meminumkan minuman keras ke Ayah)
Ayah : (Mulai mabok.)
Gladys : “Lhoh ayah masih galau ya?”
(Memainkan musik lalu pergi.) “Dahh ayah.”
Ayah : (Joged.)
Dika : (Tiba-tiba datang dan ikut
joged.)
Farah : (Masuk ke kamar.) “Ya ampun
ayah. Alhamdullillah sudah sembuh.”
(Mematikan musik)
Ayah : (Kembali ke semula.)
Dika : “Gak Asoy” (Pergi.)
Farah : (Bingung)
Di malam
harinya, Yosi Pulang tak membawa apa-apa. Dia kehabisan uang judi.
Yosi : (Menuju kamar Ayahnya untuk
mencari surat wasiat.)
Ayah : (Terbangun dari tidurnya.)
Yosi : (Menyerahkan suart wasiat
pada Ayah.) “Ayah ayo ttd ini!”
Ayah : (Terdiam seolah ingin berkata.)
Yosi : “Ayo Ayah tanda tangan!”
(Membentak)
Ayah : (Serangan jantungnya kumat.)
Yosi : “Ayah? Ayah kenapa?”
Dika : (tiba-tiba datang.) “Ayah? Mau
melahirkan! Ayo ayah terus! Terus!”
Gladys : (tiba-tiba datang.) “Ayah?”
Dika : “Ayah mau melahirkan Kak!”
Gladys : “Bodoh kamu! Ayah ini mau mati!”
Yosi : (menyundulkan kepala Gladys.)
“Sopan!”
Farah : (tiba-tiba datang) “Ayah?”
(Menangis.)
Ayah : (Menghembuskan nafas
terakhirnya.)
Keluarga : (Menangis)
Keesokan
harinya. Hesty pulang membawa oleh-oleh. Kaget melihat bendera kunging berkibar
di gerbang depan rumahnya.
Hesty : (Masuk rumah.) “Aku pulang.”
(Kaget lalu menangis dan menghampiri ayahnya yang terbalut kain kavan.) “Kalian puas? Ayah
mati meninggalkan hartanya. Puas!”
Farah : “Kakak! Kakak selalu
menyalahkan kami. Kenapa kakak tak pernah peduli dengan perasaan kami? Tak mengerti dengan keadaan
kami yang tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu dan ayah? Kenapa kakak
selalu sibuk? Kenapa kakak tak pernah sedikitpun menyisihkan waktu untuk kami? Dan
sekarang, ketika ayah telah menyusul ibu. Kakak masih sempat menyalahkan
kami!”
Hesty : (Sadar) “Maafin Kakak
adik-adiku.” (Memeluk adik-adiknya.)
Yosi : (Maafkan kami juga kak!”
Akhirnya
keluarga yang dikenal “Broken Home” menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat
J
SF Terima kasih
BalasHapusOHSAS 18001
Casinos in Washington - MapYRO
BalasHapusCasinos in Washington State 경산 출장마사지 · Ameristar 천안 출장샵 Casinos · Casinos in WV · Casinos in Washington State · Ameristar Casino Resort · 부산광역 출장안마 Bally's Casinos 대전광역 출장샵 in WA. 강릉 출장마사지