Viewers

Sabtu, 21 Maret 2015

Naskah Drama bertema kasih sayang



BROKEN HOME
Oleh Mia Arfiana

Semenjak ibunya meninggal dan ayahnya stroke, perusahaan ditanggung oleh anak pertamanya yaitu Hesty. Setiap hari Hesty dikurung kesibukan, sampai tak memperdulikan adiknya. Pada suatu hari libur, tak heran Hesty tetap sibuk walau di rumah.
Tora                : (mendekati Hesty) “Kak, lihat ulangan Bahasa Indonesiaku dapat 100!”
Hesty               : “Bagus kalau begitu.” (tetap konsentrasi pada pekerjaanya.)
Tora                : (Tersenyum). “Kak ajarkan aku rumus pytagoras dong!”
Hesty               : (Menatap Tora) “Kamu tidak melihat kakak sedang sibuk?” (kembali fokus)
Tora                : (kecewa lalu pergi ke kamarnya)
Farah               : (Menghampiri Tora dikamarnya) “Yang sabar Tora! Sini kakak ajarkan”
Tora                : (Menyerahkan buku matematika kepada Farah) “Ini Kak.”
            Dengan sabar Farah mengajarkan rumus phytagoras kepada Tora. Meskipun Tora sudah paham dengan rumus tersebut, Tora masih merasa kecewa dengan kakaknya, Hesty. Namun, Hesty tetap tidak peduli dengan adiknya. Ketika Hesty masih tetap fokus terhadap pekerjaanya, tiba-tiba Yosi lewat di depanya.
Hesty               : “Yosi! Darimana saja kamu?” (Berdiri)
Yosi                 : “Judi lah! Kakak ini seperti baru kenal saya saja.”
Hesty               : (Menampar Yosi) “Kamu ini, kerjaanya Judi, judi, judi dan judi! Apa kamu tidak                kasihan ayah! Terbaring sendiri tak ada yang menemani di kamar. Sedangkan                        kamu  hanya bisa menghabiskan uang!”
Yosi                 : “Aku mau judi, mau makan, mau tidur , apa kakak peduli?” (Membentak lalu pergi)
Hesty               : “Yosi, berani ya kamu sama kakak!” (duduk)
Farah               : (Menghampiri Hesty ) “Mungkin ini waktunya Kakak untuk berhenti.” (Pergi)
Hesty               : “Apa maksudmu?”
Keesokan harinya, tak biasanya Hesty istirahat di rumah.
Hesty               : (Masuk ke rumahya) “Assalamualaikum! Dika! Ayah. Hesty pulang!”
Farah               : (Membaca buku cerita untuk Dika dan Ayahnya)
Hesty               : (Masuk ke kamar Ayahnya) “Farah? Kenapa kamu disini? Bukanya..”
Farah               : “Ayah dan Dika sudah minum obat!” (Melanjutkan bacaanya)
Hesty               : “Syukurlah. Ya sudah Kakak mau berangkat lagi. Jaga Ayah dan Dika!” (Pergi)
            Ketika kesibukan Hesty di kantor selesai. Seperti biasa Hesty pulang malam. Dia melepas lelahnya di kursi ruang keluarganya. Istirahatya terganggu karena ada suara berisik seperti orang mabok.
Gladys             : (Mabok) “Bunda mati, Ayah stroke! Aku disini sendiri tiada yang menemani.”
Hesty               : (Menghampiri Gladys) “Gladys! Apa-apa’an kamu?”
Gladys             : (Mabok) Kakak punya mata kan? Hahaha.”
Hesty               : “Apa? Mabok?” (Menjambak rambut Gladys) “Heh siapa yang mengajarimu mabok                      hah?”
Gladys             : “Suka-suka gue dong, masalah buat lo?” (Mabok)
Dika                : (Tiba-tiba datang membawa majalah) “Ini majalah nih.”
Hesty               : “Dika, kok belum tidur?”
Dika                : “Belum ngantuk.”
Hesty               : “Heh, kamu!” (Menunjuk Gladys.) “Awas kalau kamu mabok lagi!”
                          “Ayo, Dika” (Mengantarkan Dika ke kamarnya.)
Pagi-pagi sekali, Hesty bersiap untuk meeting ke luar kota. Tak lupa Hesty izin ketika sarapan.
Hesty               : “Ayah, adik-adiku, Kakak mau meeting ke Paris, kalian baik-baik ya.”
Farah               : (Sejenak meninum minumanya.) “Sampai kapan kakak disana?”
Hesty               : “Hanya sehari. Farah jag adikmu baik-baik ya.”
Farah               : (Menggangguk.)
Hesty               : “Loh, Yosi mana?” (Sejenak meminum susu.)
Gladys             : “Kak Yosi terlantar.”
Hesty               : “Apa maksudmu Gladys?”
Gladys             : “Dia judi lagi.” (Melanjutkan sarapanya.)
Tora                : “Judi itu apa Kak?”
Farah               : “Tora, lanjutkan makanmu.”
Hesty               : “Kurangajar! Anak ini! Farah, jika Yosi sudah pulang kurung dia di gudang.”
Farah               : (Mengangguk)
            Hari ditinggal Hesty, keluarga berantakan menjadi tambah berantakan. Di siang hari Gladys kembali mabok. Dan ia melihat ayahnya sedang beristirahat.
Gladys             : (Mabok) “Hallo Ayah? Sedang galau ya.  Ini aku bawakan something                                 (Meminumkan minuman keras ke Ayah)
Ayah               : (Mulai mabok.)
Gladys             : “Lhoh ayah masih galau ya?” (Memainkan musik lalu pergi.) “Dahh ayah.”
Ayah               : (Joged.)
Dika                : (Tiba-tiba datang dan ikut joged.)
Farah               : (Masuk ke kamar.) “Ya ampun ayah. Alhamdullillah sudah sembuh.”
  (Mematikan musik)
Ayah               : (Kembali ke semula.)
Dika                : “Gak Asoy” (Pergi.)
Farah               : (Bingung)
Di malam harinya, Yosi Pulang tak membawa apa-apa. Dia kehabisan uang judi.
Yosi                 : (Menuju kamar Ayahnya untuk mencari surat wasiat.)
Ayah               : (Terbangun dari tidurnya.)
Yosi                 : (Menyerahkan suart wasiat pada Ayah.) “Ayah ayo ttd ini!”
Ayah               : (Terdiam seolah ingin berkata.)
Yosi                 : “Ayo Ayah tanda tangan!” (Membentak)
Ayah               : (Serangan jantungnya kumat.)
Yosi                 : “Ayah? Ayah kenapa?”
Dika                : (tiba-tiba datang.) “Ayah? Mau melahirkan! Ayo ayah terus! Terus!”
Gladys             : (tiba-tiba datang.) “Ayah?”
Dika                : “Ayah mau melahirkan Kak!”
Gladys             : “Bodoh kamu! Ayah ini mau mati!”
Yosi                 : (menyundulkan kepala Gladys.) “Sopan!”
Farah               : (tiba-tiba datang) “Ayah?” (Menangis.)
Ayah               : (Menghembuskan nafas terakhirnya.)
Keluarga          : (Menangis)
Keesokan harinya. Hesty pulang membawa oleh-oleh. Kaget melihat bendera kunging berkibar di gerbang depan rumahnya.
Hesty               : (Masuk rumah.) “Aku pulang.” (Kaget lalu menangis dan menghampiri ayahnya                 yang terbalut kain kavan.) “Kalian puas? Ayah mati meninggalkan hartanya. Puas!”
Farah               : “Kakak! Kakak selalu menyalahkan kami. Kenapa kakak tak pernah peduli dengan                          perasaan kami? Tak mengerti dengan keadaan kami yang tidak mendapatkan kasih                           sayang seorang ibu dan ayah? Kenapa kakak selalu sibuk? Kenapa kakak tak pernah                          sedikitpun menyisihkan waktu untuk kami? Dan sekarang, ketika ayah telah                                       menyusul ibu. Kakak masih sempat menyalahkan kami!”
Hesty               : (Sadar) “Maafin Kakak adik-adiku.” (Memeluk adik-adiknya.)
Yosi                 : (Maafkan kami juga kak!”
Akhirnya keluarga yang dikenal “Broken Home” menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat J


2 komentar:

  1. Casinos in Washington - MapYRO
    Casinos in Washington State 경산 출장마사지 · Ameristar 천안 출장샵 Casinos · Casinos in WV · Casinos in Washington State · Ameristar Casino Resort · 부산광역 출장안마 Bally's Casinos 대전광역 출장샵 in WA. 강릉 출장마사지

    BalasHapus